Senin, 17 Desember 2012

Terlalu Cepat Untukku…

15/12/12. 06.48 WIB

Pagi ini begitu cerah. Saat ku bangun pagi tadi, nampaknya di luar masih terlihat gelap. Ku ambil air wudhu yang menyegarkan wajah dan sebagian tubuhku. Kemudian ku dirikan shalat subuh. Nikmat rasanya jika bisa menjalankan semua ini dengan perasaan tenang atau paling tidak disaat perasaan ini tidak terasa tenang, maka subuh inilah yang akan membuatku sedikit lebih tenang. Kemudian ku buka binder dari tas hitam yang biasa ku bawa ke kampus dan ku keluarkan satu lembar kertas dari binder tersebut. Aku pun mulai berfikir untuk menuliskan apa yang ada di pikiranku saat itu. Tapi rasanya semua itu begitu sulit untuk ku lakukan. Entah mengapa, pagi itu seolah menjadi pagi yang tak begitu menyenangkan untukku. Terasa benar-benar ada yang hilang dari hidupku. Tapi ku paksakan untuk menulis satu kalimat saja. Setidaknya, satu kalimat setiap hari itu lebih baik untukku dari pada tidak sama sekali.
“Mungkin memang aku bukanlah orang yang baik untukmu sehingga akhirnya kau pergi menjauh dari kehidupanku entah untuk sementara, atau untuk selamanya.”
Itulah kalimat yang kemudian ku tuliskan dalam kertas kosong bergaris-garis itu. Entah apa maksud dari ku menuliskan kalimat itu yang jelas, pikiran itu selalu saja ada sejak satu minggu terakhir ini. Selalu saja aku berfikir bahwa mungkin, dengan ku menjauh dan pergi dari kehidupanmu itu kan membuatmu bahagia. Lalu, bagaimana dengan perasaanku? Apa ku kan tega melukai perasaanku sendiri dan kemudian menghancurkan separuh dari kehidupanku? Ah, sudahlah, lagi pula siapa yang peduli dengan semua itu. Masalah perasaan, itu hanya sedikit omong kosong dalam kehidupan ini yang mewarnai kehidupanmu entah itu menjadi indah berwarna-warni, atau mungkin hanya gradasi warna dari hitam ke putih saja. Hanya warna-warna suram yang kemudian tergambar disana. Rasanya, semua ini terlalu cepat untukku. Aku masih mengingat setiap detik disaat bersamamu. Ku juga masih mengingat dengan baik kapan tepatnya ku mulai mengenalmu. Ku juga masih mengingat saat-saat kita pergi bersama sekedar untuk mencari kesenangan, atau bahkan untuk mengantarmu belanja barang-barang yang kau suka. Tapi kini, ku sama sekali tak bisa merasakan kapan tepatnya kita mulai berjauhan seperti ini tapi yang jelas, ku merasa senang bisa mengenalmu. Meskipun ku mencoba tuk melupakanmu, rasanya ku tak akan pernah bias tuk melakukan itu. Kamu terlalu berharga untuk ku lupakan. Ingatan tentang dirimu terlalu kuat untuk ku buang dari ingatanku. Semua masa yang telah kita lalui, kan ku simpan baik-baik dan ku harap, kau pun demikian. Karena semua ini bukan hanya tentang perasaan cinta tulus dari diriku untukmu, tapi juga tentang pertemanan dan persahabatan yang telah kita lalui selama bertahun-tahun lamanya.
Semua ini terlalu cepat untukku. Ternyata, persahabatan itu pun ada akhirnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar